Sabtu, 23 Juni 2012

Untitled



Ok, langsung aja ya. Berhubung ini juga pertama kalinya gue nulis jadi judulnya juga belum kepikiran hehehe xD

 ini lebih ke pandangan dan opini gue sama Bangsa ini yang mulai terlalu 'humoris'. Iya, lucu.... Lawak... Kejadian lucu di semester awal 2012 ini itu banyak banget, mulai dari 'pengusiran artis luar dengan mengatasnamakan Agama' sampai...... 'pengusiran artis luar dengan mengatas namakan Agama (lagi)'. Nahloh!? Iya, memang begitu kok. Aksi pertama 'pengusiran' itu dimulai sama ormas yang katanya "ngebela islam" dengan cara "menjatuhkan islam".

Dan parahnya, petinggi-petinggi 'islam' yang ada di pemerintahan pun latah ikut-ikutan 'ngusir'. Makin parah lagi, POLRI pun bukan lagi tempat 'netral'. Mereka jadi 'puppet' secara gak langsung sama petinggi-petinggi itu. Takut sama FPI kali ya? Apa mereka gak malu? Islam yang di mata dunia luar dilihat sebagai 'aliran garis keras' makin tercoreng. Haduh, cedih. :')

Setiap Agama itu tolerir, diulang ya? SETIAP agama itu tolerir, dan islam sebagai agama penyempurna pasti kenal betul sama kata itu. Kalau FPI terus bicara, teriak, berkoar! 'tidak bermoral atau merusak moral bangsa' mereka lebih baik ngaca!. Mending urus dulu deh artis-artis lokal yang jauh lebih 'menjual keseronokan' dibanding Lady Gaga. Atau anggota DPR yang masih suka nonton 'BF'! Stop dong, jangan ngelawak lagi, cukup dia aja nih yang ngelawak......


Sulentino Rossi


atau ini......

Lucu kan??? :3

Atau dia...

Wuahah Malah serem ya? Tapi dia lucu kok :p (Dia Om jep, ABG tua, Bukan mahoan gue)


Hahaha mungkin gue bakal bahas ke koplak-an om gue ini di blog gue. biar kalian kenal :))

Ok lanjut ke topik... Lagian menurut gue dan emang begitu nyatanya, bangsa ini kan plural, multi-etnis. Jangan ngecilin perjuangan Alm. Gusdur buat kaum minoritas ah. Kalau Beliau masih ada gue yakin dia gak bakal nolak. Ok, itu bicara moral. Bicara kerugian materi? Ah, banyak banget malas ngulasnya. Yang jelas 'Visit Indonesia' yang seharusnya bisa dilihat sama 20 jt followers Lady Gaga di Twitter pun lenyap. Promosi efektif di era digital saat ini.

Hoya, baru-baru ini juga ada kontroversi RSBI kan? Menurut kalian gimana? Emang penggunaan Bhs. Inggris setiap hari  bakal meningkatkan kualitas ya? Sampai 'kata pengantar' aja pakai Bhs. Inggris. Lebay gak sih? Kalau kata gue sih lebay banget -____-

Kualitas SDM itu naik karena pengajar dan kemauan SDM itu sendiri, bukan karena bahasa. Kalau sampai menjelek-kelekan kualitas Sekolah Nasional yang notabene-nya juga belajar Bhs. Inggris gue rasa ada yang salah disana. Terlebih lagi nurunin nilai-nilai pribadi bangsa, bahasa itu jadi diri bangsa. Budaya itu karakternya. Mereka satu, mereka padu. Kalau sampai kita mengacuhkan itu mau berapa budaya lagi yang diklaim Malaysia? Kalian gak malu sama Alm. Bung Karno yang me'nusantara'kan Bahasa Indonesia?

Alm. Bung Karno. I adore him :)

Nah! Makanya hayuk ah, jangan malu-maluin bangsa sendiri. Jangan buang pribadi bangsa yang udah diperjuangkan. " Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim " " tuhan tidak merobah nasibnya suatu bangsa, sebelum bangsa itu merobahnya " Ini kutipan pidato proklamasi Bung Karno. Firman Allah yang harus jadi lecutan kita, bukan cuma untuk bangsa, untuk diri kita juga. Iya? Iya dong! :D

Oke, syudah dulu yak pegel. Maaf kalau banyak salah kata, kalau banyak yang kamu gak setuju. Ini opini dan pemikiran gue aja. Berbeda itu wajar kan? Memaksa untuk berkesamaan itu.... Ah udahlah, buat yang baca sering-sering tegur dan kritik gue kalau emang salah. Bantu gue jadi lebih baik :)

ok, see ya.......

Special Thanks to :

Maroon - 5 (lagu yang dari tadi jadi backsound pas nulis)


Dan, ini..... Entah ini siapa, tapi  sedikit nginspirasi gue. Gambarnya jelas nunjukin kalau mereka (atau kalau enggak ya salah satunya) tulus menerima perbedaan. Iya, perbedaan. Gak ada hubungannya sama tulisan yang tadi ya? Oh, gapapa... yaudah, cuma pengin ngasih tau aja kok haha 

Ok, dadahhhh!! Jangan lupa juga kritik&sarannya! :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar